KPU KOTA SALATIGA MEWARNAI KONFERENSI NASIONAL TATA KELOLA PEMILU 2022
kota-salatiga.kpu.go.id- Pada 4-6 April lalu, bertempat di Hotel Novotel, Bogor, KPU RI menggelar Konferensi Nasional Tata Kelola Pemilu Tahun 2022 dengan tema “Meneropong Pemilu dan Pemilihan Serentak Tahun 2024: Peluang dan Tantangan dalam Memperkuat Demokrasi”. Dalam sambutan pembukaan, Ilham Saputra, Ketua KPU RI Periode 2017-2022 menyampaikan bahwa konferensi ini adalah sarana meningkatkan kompetensi SDM KPU, sekaligus ruang akademik pengkajian penyelenggaraan pemilu. Ilham berharap kegiatan ini memberikan kontribusi dalam perbaikan tata kelola pemilu di Indonesia. Sebanyak 24 tulisan, dari 97 tulisan yang masuk, terpilih untuk dipresentasikan secara langsung di hadapan Anggota KPU RI, Pejabat di Lingkungan Jenderal KPU RI, serta tamu undangan dari instansi pemerintah, akademik, dan LSM. Serta secara daring disaksikan oleh KPU se-Indonesia. KPU Kota Salatiga Berpartisipasi dalam Konferensi Dengan tulisan berjudul “Analisis Aspek Minat Menjadi Anggota KPPS Sebagai Peluang dan Tantangan dalam Rekruitmen”, perwakilan dari KPU Kota Salatiga, Annisa Kartika, berhasil menjadi salah satu penulis yang berkesempatan mempresentasikan tulisannya di acara tersebut. “Sudah saatnya kita memperluas makna partisipasi. Bukan lagi sekadar partisipasi memilih dan dipilih, namun juga partisipasi menjadi penyelenggara pemilu”, ujar Kartika mengawali presentasinya. “Semangat untuk meningkatkan minat masyarakat menjadi penyelenggara pemilu, terutama KPPS (Petugas TPS-red) adalah latar belakang kami, KPU Kota Salatiga, menggagas penelitian ini”, tandasnya. KPPS menjadi obyek penelitian yang dipilih karena KPPS adalah ujung tombak penyelenggaraan pemilu. Pengalaman beratnya beban KPPS pada Pemilu 2019 lalu memicu kekhawatiran berkurangnya minat masyarakat menjadi KPPS. Dalam paparannya, beberapa kesimpulan yang dapat ditarik adalah, pertama, besar kecilnya honor terbukti mempengaruhi minat masyarakat menjadi KPPS. Kedua, dibandingkan dengan honor, faktor beban kerja lebih menjadi pertimbangan. Ketiga, nilai kewarganegaraan yang tertanam dalam diri, meningkatkan minat masyarakat menjadi KPPS. Sebelum menutup presentasinya, Kartika menyampaikan beberapa saran. Pertama, perlunya diseminasi informasi sebelum masa rekruitmen KPPS. Masyarakat perlu tahu bahwa KPU telah menggagas penyederhanaan formulir penghitungan dan penggadaan, sehingga tidak ada lagi bayangan akan beratnya beban KPPS seperti Pemilu 2019 lalu. Kedua, terbukti bekerjanya secara positif nilai kewarganegaraan terhadap minat menjadi KPPS, mendesak untuk diupgradenya voter education menjadi civic education. Ketiga, persyaratan yang tidak memberatkan dalam pendaftaran KPPS, seperti misalnya keringanan biaya tes kesehatan. Ketiga, karena faktor honor berpengaruh terhadap minat menjadi KPPS, maka KPU perlu mempertimbangkan peningkatan honor KPPS. Pesan Kesan dalam Acara Penutupan Pada acara penutupan, Kartika terpilih mewakili seluruh penulis meyampaikan kesan pesannya. Kartika mengapresiasi kegiatan ini dan berharap kegiatan ini dapat rutin dilaksanakan. “Kegiatan ini mewadahi kami, praktisi sekaligus peminat akademik, untuk tidak hanya berbagi pengalaman namun juga menuangkan gagasan. Mengawinkan keilmuan dan praktik di lapangan”, ungkapnya. “Ilmu pengetahuan yang berkembang dari hari ke hari, pengalaman-pengalaman baru yang akan dialami, dan kasus unik yang mewarnai setiap pemilu, menjadikan konferensi ini relevan untuk diselenggarakan secara berkala”, imbuhnya. Sebelum menutup acara, Pramono Ubaid Tanthowi, Anggota KPU RI Periode 2017-2022 menyampaikan bahwa konferensi ini memperluas wawasan seluruh peserta dan tamu undangan yang hadir. Tidak menutup kemungkinan ide penelitian apik akan muncul untuk melengkapi kekurangan penelitian yang telah dipresentasikan dalam konferensi ini. (hmskpuktsltg/rhm)
Selengkapnya