
PRAMONO UBAID : “PERADABAN ITU, DIMULAI DARI TITIK KOMA”
kota-salatiga.kpu.go.id- Menulis adalah bercerita. Apapun bisa dijadikan obyek cerita. Banyak hal menarik di KPU seperti data, manusia, proses, regulasi dan organisasi KPU itu sendiri. Hal ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin menjadi konten berupa tulisan dan foto yang menarik. Menulis bukanlah sesuatu yang mudah tapi bisa dipelajari dan jika diniatkan bisa mengasilkan tulisan yang berkualitas.
Hal tersebut merupakan bagian materi tentang Penulisan Jurnalistik yang disampaikan Antony Lee (wartawan senior KOMPAS) pada Rakornas PPID KPU dan Workshop Kehumasan hari kedua yang diselenggarakan KPU RI
Dalam paparannya Antony juga menyampaikan proses menulis dari pencarian ide sampai bagaimana menutup tulisan dengan baik. Jenis tulisan harus disesuaikan dengan obyek yang mau ditulis. “Contoh tulisan terkait kegiatan rutin, bisa ditulis dalam bentuk straight news. Tahapan pemilu, seperti pengiriman logistik di daerah terpencil dengan medan yang sulit, atau pengabdian KPPS dalam penyelenggaraan pemilu bisa diulas dalam bentuk feature” paparnya.
Agar tidak tersesat di jalan, penulis harus memperhatikan unsur 5W IH yaitu What, Why, When, Who, Where dan How. Sebelum menulis juga harus dipertimbangkan tujuan penulisan, kepada siapa dan poin apa yang dijanjikan kepada pembaca. Yang tak kalah penting adalah dalam menyusun kalimat harus berprinsip pada KISS ( keep it short and simple) yaitu pendek dan simple.
Secara umum, tulisan mempunyai struktur Judul, lead, bridging, paragraph isi dan penutup. Judul menjadi hal utama apakah tulisan menarik pembaca untuk lanjut membaca. “Penting sekali membuat judul yang simple, langsung ke inti, bahkan kalo perlu hanya satu kata pun tidak masalah,” paparnya. Yang tidak kalah penting adalah menutup tulisan dengan baik. “Jangan membuat premis baru di penutup tulisan,”tegasnya.
Menjawab pertanyaan salah satu peserta, apakah kutipan menjadi satu hal yang wajib ada dalam tulisan. Antony menjelaskan, “kutipan tidak harus tapi penting karena sebagai selingan bahwa itu bukan dari penulis. Usahakan kutipan singkat, merupakan inti saja, maksimal 2 kalimat, biar tidak terkesan kita sebagai penulis malas untuk memparafrasekannya, “ jelasnya.
Pengetahuan tentang penulisan yang baik menjadi kebutuhan mendasar bagi KPU yang sedang mempersiapkan pemilu dan pemilihan 2024. KPU harus bisa memilah berita umum atau khusus dalam tahapan. “Jika kegiatan bersifat umum, mungkin bisa dikemas lebih santai tapi menarik,”katanya.
Sedangkan Pramono Ubaid juga menyampaikan pentingnya 3 dertik pertama pembaca tertarik pada suatu berita. Dia juga menyampaikan bahwa peradaban itu dimulai dari “titik” dan “koma”, itu artinya peradaban berasal dari sebuah tulisan. Menegaskan juga betapa pentingnya kemampuan menulis.
Sesi kedua, Sukamto (wartawan foto senior Tempo) dengan materi Fotografi Jurnalistik. Foto bisa menjadi salah satu elemen dalam tulisan atau berdiri sendiri untuk bercerita kepada pembaca. Foto terbagi menjadi foto terencana dan foto spontan. Untuk menghasilkan foto yang baik, fotografer harus sigap dan siap dengan segala kondisi objek foto dan bisa menemukan sisi menariknya. “Semua orang bisa memotret tapi tidak semua menghasilkan gambar yang baik, tergantung pribadi dan jam terbang,” tuturnya. (hmskpusltg/sf)